Persiapan masih belum mantap, lalu aku selak kembali satu buku pinjaman, Tarbiyah Dzatiyah karangan Solikhin Abu 'Izzudin.
Bercakap tentang Tarbiyah Dzatiyah, aku kira ianya suatu hal yang amat susah.
It requires personal mastery, really.
No one else can help you out, cause it involves yourself & Allah.
But here's something I gathered from the book that will definitely remind myself (first & foremost) and hopefully, it'll benefit those who are reading this post...inshaAllah.
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*
Rahsia Sukses Tarbiyah Dzatiyah
1. Al-Fahmu Ad-Daqiq (Kefahaman yang Terperinci)
Tarbiyah mesti berlandaskan kepada kefahaman yang benar. Bersumber dari landasan utama ; Al-Quran, Sunnah dan Sirah Nabi.
2. Al-Iman Al-Amiq (Iman yang Mendalam)
Iman jangan dicampurkan dengan keraguan. Sebabnya, iman yang bercampur-baur dengan keraguan tak mempunyai base yang kuat. Iman harus ditanam dalam-dalam di hati, sebagai iman yang berkarakter dan berpengaruh dalam kehidupan.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat : 15)
Kita kena yakin bahawa Islam adalah agama yang Haq dan takda sedikit keraguan pun dalamnya. Iman yang mantap adalah kunci istiqamah dalam hidup dan rahsia sukses dalam tarbiyah.
3. Al-Ittishal Al-Watsiq (Hubungan yang Kukuh)
Sebaik-baik tempat bergantung adalah Allah, Allahus-Samad. Kita menggantungkan diri kita kepada Allah dengan tali yang amat kuat, urwatul wusqa yakni kalimat Laa ilaaha illallah.
Kita dituntut bekerja dan berproses dengan baik dan benar.
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At-Taubah: 105)
4. Al-Hubb Al-Kamil (Cinta yang Sempurna)
Apa pun amal, dasarilah dengan rasa cinta. Kerna cinta bisa meringankan perkara yang berat, mendekatkan yang jauh, memudahkan yang sulit.
Menurut Ibnu Taimiyah, syarat diterima ibadah tidak sekadar ittiba' syar'i dan ikhlas, tapi juga harus dilandasi cinta.
Dalam hadis (Halawatul Iman) Kemanisan Iman, Rasulullah saw mengajarkan titik tolak perubahan dari cinta :")
5. Al-Amal Al-Mutawashil (Amal yang Berterusan)
Kejayaan tak bererti kalau tiada kesinambungan. Tarbiyah pun harus dilakukan secara berterusan sepanjang hidup ! Batas akhir tarbiyah adalah kematian. Husnul khatimah atau su'ul khatimah ? Kematian adalah potret kehidupan seseorang. Maka bahagiakanlah dan berjayakanlah diri kita dengan amal Islami yang tiada henti.
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*
Makanya, jangan pernah berhenti memantapkan TDZ kita, ok ?
Wallahua'lam.
Allahumma muqallibal qulub, tsabbit qulubana 'ala deenik wa 'ala tho'atik wa fii sabilik.
No comments:
Post a Comment